Sebelum Terlelap

Sudah satu pekan si sulung kembali ke pondok pesantren. Sebelumnya lebih dari satu tahun ia dirumah. Pandemi covid yang menjadikan ia harus belajar dari jarak yang sangat jauh.

Selama dirumah, si sulung dan adiknya  tidur  dalam satu kamar. Sebelum mereka tetidur selalu ada saja ulahnya. Sering terdengar gaduh dikamar keduanya, karena rebutan posisi tidur. Atau mereka saling ganggu, karena salah satu dari keduanya tidur lebih dulu. Yang lebih dulu telelap akan diganggu. Macam-macam saja ulah mereka.

Sudah satu pekan ini sepi, tak ada lagi kegaduhan dikamar mereka. Kembalinya si sulung ke pondok, membuat adiknya kehilangan. Sering ia bertanya ke pada bundanya. "Sedang apa si teteh sekarang ya bun?"

Si kecil nampak sekali kehilangan, tetapi ia sudah faham, jika tetehnya memang harus kembali ke pondok untuk menuntut ilmu.

Satu pekan ini saya harus sering menghiburnya. Saya tak berani menolak jika si kecil mengajak bermain. Beberapa kali saya terpaksa mau berbulu tangkis dengannya di halaman sempit rumah. Meskipun saya sangat lelah. Selain itu, saya selalu ajak dia jika ada keperluan diluar rumah. Berharap, semoga semua itu bisa mengobati rasa kehilangan yang berubah menjadi rasa rindu adik pada teteh tercintanya.

Jika datang waktu untuknya tidur, saya antar si kecil ke kamarnya. Saya menemani hingga ia terlelap pulas. Jelang tertidur, ia selalu bertanya apa saja. Kisah nabi, sering ia tanyakan. Begitupun kisah-kisah lain yang ada dalam Al-Quran, yang didapat dari pengajian sore di TPA yang setiap hari dihadiri. Pengetahuan umum juga sering ia tanyakan, termasuk tema Olimpiade Tokyo yang baru saja usai.

Si kecil sudah terlelap, saya memastikan dengan memandang wajah cantiknya. Kadang hingga bermenit-menit saya menatap wajahnya. Kulit wajahnya sawo matang. Rambutnya keriting, dan badannya yang berisi. Terlihat jelas, dan lucu sekali.

Senyum saya menghantarkan ia tuk bermimpi.

Komentar

  1. Wah, keren nih. Sangat peduli dan mendampingi anaknya. Pengetahuan agama dan populer. Mengenai olimpiade Tokyo, saya perlu meniru nih. Hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak hal yang orang tua kita dulu lakukan, dan kita ingat hingga kini..

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolak Ramadhan

Bersiap Jelang Pembelajaran Tatap Muka