Bertani Dimasa Pandemi

Bertani itu mengasyikan, karena ada tantangan tersendiri disana. Dimasa pandemi ini, bertani menjadi keseharaian saya. Menyiram, merawat, dan memperhatikan tumbuh kembang tanaman menjadi hal yang mengasyikan. Meski bertani dengan media pot, tapi tetap saya suka.

Semakin sempitnya lahan, haruslah disisati, bertani dengan pola intensiifikasi menjadi pilihan. Memanfaatkan lahan sempit untuk bertani dipekarangan harus dicoba. Tanah yang ada dipekarangan bisa dtanami langsung, atau bisa juga menggunakan polybag atau pot. Meski media tanam pada Pot dan polybag, tetap akan menghasilkan, tergantung ketelatenan dalam merawat.

Tantangan datang ketika tanaman yang dirawat mengalami masalah, bisanya berupa penyakit, hama, atau kurangnya kesuburan media. Jika dirasa ada kelainan pada tanaman, maka diagnosa harus segera dilakukan. Diagnosa dilakukan dengan mengecek daftar perlakuan terhadap tanaman, terakhir pemupukan, kondisi daun dan batang 2 hari kebelakang, dan cuaca.

Selama ini, masalah yang terjadi pada tumbuhan selalu bisa diatasi, selalu ada jalan keluar atas kondisi yang ada. Hasil pertanian memang tak selalu memuaskan, tetapi tetap menghasilkan. 

Hasil pertanian saya belum pernah dijual, hanya untuk konsumsi sendiri dan tetangga sekitar. Jika waktunya panen, semua senang, karena bisa menyantap hasil pertanian yang sehat bebas pupuk kimia, dan pestisida. 

Perlu ada gerakan menanam di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Dengan menanam bisa membantu mengurangi pengeluaran biaya rumah tangga. Meski tidak signifikan, setidaknya ada penghematan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolak Ramadhan

Kembali Menanyai