Bandel dan Cita-cita



Memgajar di kelas dengan puluhan siswa istimewa sangat melelahkan. Harus ekstra sabar, dan iklas menghadapi mereka. Harus sabar karena masa depan mereka ditentukan dari belajarnya saat ini. Harus iklas karena mengajari mereka bisa jadi ladang pahala kelak di yaumil akhir.

Seharusnya mereka mendengarkan ketika gurunya menjelaskan materi. Seharusnya mereka memperhatikan ketika gurunya memberi contoh tugas yang harus dikerjakan. Sayang, mereka tak mendengarkan, atau memperhatikan.  Mereka memilih aktifitas lain yang dianggap lebih menarik. Bercanda, menjahili teman yang ada di samping, atau di depannya.

Bandelnya siswa di kelas, karena banyak faktor. Keluarga, lingkungan, atau sekolah tak bisa menjadi saluran siswa berekspresi. Mencoba menganalisis mereka. Sebagai guru yang sering bincang di sela waktu dengan mereka, saya menemukan banyak hal. Hal yang menjadi penyebab mengapa mereka sebandel itu.

Miskin cita-cita yang dialami membuat siswa sulit dikendalikan di dalam kelas. Tetap saja nakal, bandel, dan selalu cari perhatian. Dalam banyak perbincangan, saya menyelipkan beberapa pertanyaan. Pertanyan tentang masa depan mereka. Cita-cita, dan harapan mereka kedepan.

Rata-rata mereka tidak bisa menyebutkan cita-citanya. Tidak seperti saya ketika seusia mereka. Dulu ketika ditanya cita-cita, saya dengan enteng menyebutkan profesi hebat. Dokter, insinyur, pilot, dan tentara. Meski akhirnya hari ini saya terdampar menjadi guru di SMP Satap yang ada di pedalamam. Tetapi setidaknya dengan cita-cita yang dimiliki kala itu, saya lebih giat dan rajin belajar.

Sejak internet dapat diakses oleh siswa, saya sering bercerita tentang kehidupan orang sukses. Saya banyak membagikan kisah perjalanan seleb yang hari ini sukses di dunianya. Tujuannya supaya pikiran mereka terbuka. Agar punya keinginan kedepan mau menjadi apa.

Pekerjaan formal sudah tak mengasyikan saat ini. Berprofesi jadi konten kreator nampak lebih ok. Aktif bermedsos, lalu menghasilkan uang bisa jadi pekerjaan yang menjanjikan. Bisnis online juga bisa diandalkan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Atau masuk dunia hiburan dengan jadi penyanyi dan pelawak tunggal juga terbuka leber kesempatannya.

Beberapa hari lalu saya mengajar di kelas IX. Seperti biasa saya selalu membuka pelajaran dengan motivasi. Motivasi kali ini dengan menceritakan kisah sukses Marshel Widianto. Seorang komedian tunggal, aktor, dan pembawa acara.

Kariernya diawali ketika menjadi finalis stand up comedy yang diselenggarakan stasiun tv indosiar. Menjadi finalis membuat ia dikenal banyak orang. Lawakannya yang update, seru, dan lucu membuat penonton terbahak. Penggemarnya semakin banyak, jaduwal manggung semakin padat. Pundi-pundi rupiahnya semakin penuh terisi.

Merubah diri hingga menjadi Marshel yang sekarang bukan seperti membalikan telapak tangan. Halangan, rintangan, dan ujian yang ditemui tidak mudah. Kita hanya melihat ia sekarang, tak tahu seperti apa usaha dan perjuangannya dulu.

Kerja keras yang dilakukan telah membawa hasil. Uang dan popularitas telah ia dapatkan. Tak cukup sampai disitu, bonus tambahanpun tak luput ia genggam. Andai tarif Marshel di tiap panggung tidak berpuluh juta, mungkin Celine Evangelista berfikir ulang untuk melabuhkan hati dan perasaannya, kepada si rambut gimbal Marshel. Ya, pria tampan kadang tak bisa jadi sandaran hidup, beberapa malah bersandar hidup. Celine sepertinya nyaman ada di dekat Marshel, meski Marshel tak setampan dua mantan suaminya terdahulu.

Dalam sebuah pod cast Celine mengatakan bahwa bayaran Marshel di panggung ada pada kisaran 25 juta. Satu hari ia bisa tampil di empat panggung. Menurut saya yang seorang pegawai, penghasilan Marshel sangat fantastis sekali.

Banyak motivator mengatakan bahwa, uang dan popularitas jangan sampai dijadikan tujuan dalam bekerja . Semua itu akan datang dengan sendirinya. Yang penting apa yang dikerjakan ikhlas dengan sepenuh hati.

Komentar

  1. Mantap Pak. Belajar nggak langsung ke materi. Ada ice breaking, alpha zone, atau sejenisnya sebagai pengantar belajar. Sukses selalu Pak....

    BalasHapus
  2. Tulisannya sangat renyah untuk dinikmati, semangat berkarya terus pak, sukses selalu👍

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolak Ramadhan

Kembali Menanyai

Bertani Dimasa Pandemi