Begadang dan Merokok


Selepas shalat jumat, jamaah menikmati hidangan jumat barokah. Ada gorengan dan aneka kudapan lainnya. Beberapa minuman juga disajikan oleh DKM masjid. Air mineral, kopi, teh, dan susu jahe.

Disela menikmati jamuan itu, jamaah berbincang. Beberapa jamaah membentuk formasi lingkaran. Biasanya mereka membentuk kelompok berdasarkan kedekatan. Jumat barokah kali ini mereka gunakan untuk terus merekatkan silaturahmi, sambil menikmati makanan yang tersedia.

Tema pembicaraan tiap kelompok jamaah berbeda-beda. Sesuai passion masing-masing. Yang hoby bisnis, membicarakan bisnis. Para pemuda yang suka olahraga, membicarakan olahraga.

Saya berada satu lingkaran dengan ustadz yang baru saja menyampaiakn khutbah jumat. Selain sebagai seorang ustadz, beliau juga sebagai kepala sekolah di salah satu MTs. Swasta di wilayah kecamatan kami.

Perbincangan dimulai dengan tema pendidikan. Beliau membuka pembicaraan dengan menceritakan keadaan disekolahnya.

"Jumlah murid di sekolah saya ada sembilanratus lebih, rombongan belajarnya ada 25" ia menjelaskan.

Sekolah besar, pasti potensi dan masalahnya juga besar, fikir saya. Tak lama dugaan saya tepat, Ia menyinggung masalah yang ada disekolahnya. Mulai dari masalah yang ada pada guru, staff tu, hingga masalah siswanya.

Dari beberapa masalah guru yang pernah dicurhati oleh kepala sekolah kepada saya, adalah masalah rendahnya motivasi. Benar saja, pak ustadz memulai curhatnya.  Diantara guru disekolahnya  memang mempunyai kompetensi yang cukup, bahkan bagus, tetapi rendah dalam motivasi. Guru disekolahnya kurang gereget. Para guru itu merasa cukup ketika sudah dapat acting sempurna di depan kelas.

Permasalahan siswa bukan hanya rendahnya kompetensi pengetahuan dan keterampilan saja. Mereka harus menguasai kompetensi spiritual dan sosial. Kompetensi spiritual dan sosial butuh pembiasaan yang harus terprogram. Kegiatan ini harus dilakukan konsisten. Guru harus ambil peran dalam kegiatan ini.

Selain faktor guru, keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi kesungguhan dalam diri siswa. Kebiasaan para siswa di rumah sangat berpengaruh terhadap keberhasilan ia dalam mengikuti proses belajar. Masalah siswa juga yang dikeluhkan oleh pa Ustadz yang merangkap sebagai kepala sekolah ini.

Fenomena siswa tidur di kelas semakin sering terjadi disekolahnya. Alasannya mengantuk karena begadang semalam. Mereka bermain game dan medsos hingga larut malam. Akibatnya ketika belajar dikelas mereka mendengkur.

Jika ini terjadi, maka kontrol orang tua harus optimal dilakukan. Orang tua harus dapat memastikan anaknya tidur lebih awal, sehingga belajar mereka disekolah tak terganggu oleh rasa ngantuk.

Begadang itu berbahaya, lebih berbahaya dari merokok. Akibat merokok dapat menimbulkan penyakit seperti jantung, paru-paru, kanker, gangguan janin, dan yang paling berbahaya adalah impotensi. Sedangkan akibat begadang menurut bang H. Rhoma Irama adalah "segala penyakit akan mudah datang." Jadi begadang lebih bahaya dari merokok.

Oh ya, ketika pasien diperiksa oleh dokter, maka yang paling sering dilakukan adalah mengecek tekanan darah. Tekanan darah harus diketahui sebelum dokter mendiagnosa lebih lanjut penyakit yang diderita pasien. Kesetabilan tekanan darah dipengaruhi oleh cukupnya waktu istirahat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolak Ramadhan

Kembali Menanyai

Bertani Dimasa Pandemi