Kesempatan Ketiga



Ada dua moment di akhir pekan ini yang saya tunggu-tunggu. Pertama kegiatan Lokakarya 1 Calon Guru Penggerak, dan yang ke dua adalah konser Ari Lasso di Trans TV.

Info kegiatan Lokakarya 1, saya dapatkan satu pekan lalu, begitupun info tentang konsernya Ari Lasso.

Jumat malam ini saya bersiap di depan Tv. Seperti biasa, secangkir kopi sudah diracik. Waktu menunjukan pukul 19.00 WIB ketika saya memilih channel Trans Tv. Benar saja, sebuah lagu sedang dibawakan. Lagu lawas yang nikmat sekali. Lagu ini pertama dibawakan ketika Ari Lasso masih bersama grup band Dewa 19.

Azan isya berkumandang kala lagu setengah dinyanyikan. Saya melepas remote yang digenggam, bergegas meninggalkan tv untuk menuju musollah. Rasanya tak nyaman ketika mendengar azan, tetapi berada dalam aktifitas lain.

Beberapa belas menit saja saya berada di mushollah. Bangkit pulang usai imam mengucap salam, menoleh ke kanan dan kiri, lalu memanjatkan  doa.

Saya jalan agak cepat menuju rumah. Sesampai di rumah, Ari Lasso sedang membawakan lagu kesukaan saya. Judulnya Hampa, saya suka sekali dengan lagu ini. Lagu ini sering saya bawakan ketika masuk ke kamar mandi, sesaat sebelum membasuh seluruh tubuh dengan air menggunakan gayung.

Ada beberapa artis pendukung dalam konser Ari Lass kali ini. Ada Isyana, Mahalini, Ariel Tatum, Judika, dan beberpa artis lain. Konser ini juga dihadiri oleh ibu Iriana Jokowi. Si bungsu Kaesang Pangarep juga hadir. Laki-laki bermasker hitam yang duduk disamping ibu negara sepertinya Kaesang.

Tak hanya menampilkan suara emasnya. Ari Lasso juga menampilkan gaya berpakaian yang nyentrik. Diawal konser ia mengenakan kemeja putih yang dibalut dengan jas hitam. Celana hitam dan sepatu hitam yang mach, juga ia kenakan. Ketika band indi Fourtwenty yang menjadi pendukung konsernya naik, Ari Lasso berganti kostum. Kemudian ketika band indi itu turun, Ia naik panggung dengan mengenakan jaket kulit hitam, jeans, dan sepatu kulit yang juga hitam. Pada dua lagu terakhir, ia kembali mengganti kostumnya. Ia menggnti jaket kulit yang sebelumnya ia kenakan dengan rompi warna gelap.

Penonton nampak riuh, mereka begitu menikmati tiap bait yang disuarakan oleh Ari Lasso. Saya tersenyum sendiri melihat riuhnya para penonton. Hampir seluruh penonton di Balai Sarbini malam itu seusia dengan saya dan seusia dengan Ari Lasso. Usia Ari Lasso lebih dari usia saya, tetapi kami pernah ada di zaman yang sama. Ketika Ari kelas 3 SMA di Surabaya, saya masih duduk di bangku kelas 1 SMAN Parung.

Saya penggemar berat Ari Lasso sejak ia masih bersama Dewa 19. Suara emas dengan syair indah yang selalu ia bawakan, membuat saya selalu merindukan penampilannya. Yang menarik dari penyanyi solo yang satu ini bukan hanya tentang lagu hitsnya. Perjalanan hidupnya yang berliku juga jadi kisah menarik.

Ketika kariernya sedang menanjak bersama Dewa 19, ia tersandung kasus narkoba. Kasus narkoba itu yang membuat banyak konser Dewa 19 jadi terhambat.

Tak lama, Ari Lasso dipecat dari grup yang telah membesarkannya. Ahmad Dhani mengganti Ari Lasso dengan Once sebagai vokalis. Bersama Once, Dewa 19 kembali menggebrak blantika musik Indonesia. Pupus jadi salah satu lagu Dewa 19 dengan formasi baru yang banyak digemari. Meski demikian, penggemar Dewa 19 belum bisa move on dengan kedaan ini. Meski Once memiliki kuwaltas vokal yang luar biasa, bukan berarti posisinya bisa menggantikan posisi Ari Lasso yang sudah ada di hati penggemar Dewa 19.

Setelah proses rehabilitasi dan lepas dari pengaruh narkoba, ia kembali masuk panggung hiburan. Ia memutuskan kembali masuk ke blantika musik Indonesia. Ia mencoba keberuntungan menjadi penyanyi solo. Bermodal ketenaran dan suara merdunya lagu dalam album barunya banyak digemari. Debut bersama Ariel Tatum mendapat respon positif publik. Begitu pula duet sebelumnya bersama Melly Guslow.

Konser Ari Lasso kali ini begitu mengharukan. Beberapa kali ia meneteskan air mata, dan tak kuat menahan tangis. Sapu tangan putih berkali-kali ia ambil untuk mengeringkan air mata yang mengalir di kelopak bawah matanya. Tangis itu adalah rasa sukurnya karena masih diberi kesempatan menghirup segarnya bernafas. Merasakan detak jantung yang jadi penanda bahwa dirinya masih hidup. Ia menyebutnya ini adalah kesempatan hidup ketiga. Kesempatan hidup pertama, ia dapatkan ketika masih tergabung dalam grup Dewa 19, sebelum ia kecanduan narkoba. Hidup yang kedua ketika ia lepas dari jeratan narkoba, dan merintis menjadi penyanyi solo. Dan kesempatan hidup yang ketiga, saat dirinya dapat lepas dari kanker yang menggerogoti tubuhnya.

Konser malam ini ditutup dengan dua lagu yang dulu pernah ia populerkan bersama Dewa 19. Lagu itu berjudul Kangen, dan Kamulah Satu-satunya. Ketika lagu itu dibawakan  saya tertegun. Menikmati suaranya yang tak berubah. Memori saya mengatakan bahwa suara yang hari ini saya dengar, masih sama  dengan suara yang puluhan tahun lalu saya nikmati, tak berubah. Saya berpikir apakah karena Andra Ramadhan yang mengiringi lagu itu?

Andra mau mengiringi Ari Lasso bernyanyi untuk penggemarnya, meski sudah tak berada dalam satu grup yang sama. Persahabatan yang tulus, perkawanan keduanya tak pernah pupus. Perkawanan karena mereka pernah berjuang di band  yang sama, kala keduanya bukan siapa-siapa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolak Ramadhan

Kembali Menanyai

Bertani Dimasa Pandemi