1.4.a.8. Koneksi Antar Materi-1.4

Peran guru harus dapat menciptakan budaya positif disekolah, sebagai calon guru penggerak saya berupaya menerapkan konsep yang telah saya pelajari tentang budaya positif. Saya menerapkan disiplin pada diri saya. Dengan datang tepat waktu, memberikan kesadaran atas segala aturan yang ada dan memahami konsekwensi dari apa atas keputusan yang diambil. Keyakinan kelas dan menerapkannya dengan terlebih dahulu dibicarakan dalam forum kelas. Penerapan aturan dan kedisiplinan dengan menerapkan segitiga restitusi. Penanganan atas kejadian disekolah dengan pendekatan yang menuntun siswa pada kodrat zaman dan kodrat alam. Siswa dengan bakat, minat yang unik dan berbeda harus disalurkan dengan tepat. Pembelajaran yang menyenangkan dengan berpihak kepada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif yang harus dilakukan agar dapat terjadinya pembelajaran yang berfihak kepada murid. Dalam pembelajaran yang dilakukan harus menerapkan visi sebagai guru penggerak. 

Disiplin positif harus dikembangkan demi keberhasilan peserta didik dalam belajar. Disiplin positif bukan sekedar kepatuhan, tetapi keinginan diri sendiri dalam bertindak, dan bersikap. Disiplin menurut Ki Hajar Dewantara adalah patuh dalam kemerdekaan. Dalam menerapkan disiplin harus ada teori kontrol. Teori kontrol adalah bagaiman seorang guru dapat memantau kondisi pembelajaran. Jika ada ketidak patuhan atau pelanggaran yang dilakukan, maka harus ada tindakan tindakan yang disesuaikan dengan kondisi. Teori kontrol ini dikemukakan oleh Dr. Willim Gasser. 

Teori motivasi. Menurut Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, menyatakan ada 3 alasan motivasi perilaku manusia yaitu:

1. Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman 
2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. 
3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. 

Motivasi yang ke 3 adalah motivasi yang harus dimiliki. Motivasi karena keinginannya akan lebih baik dibanding kedua motivasi di atasnya. Motivasi ini harus ditanamkan kepada para murid kita disekolah. 

Dari ketiga motivasi prilaku manusia dalam mewujudkan disiplin positif yang harus ditanamkan dalam murid-murid adalah motivasi yang nomer 3, karena dengan memiliki motivasi tersebut, mereka telah memiliki motivasi intrinsik yang berdampak jangka panjang, motivasi yang tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman atau imbalan hadiah. Mereka akan tetap berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai kebenarannya. Posisi kontrol guru mulai dari penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pemantau dan manager. Posisi ini harus dapat diperankan oleh guru dengan sebaik-baiknya supaya dapat dijadikan pelajaran, dan pengalaman berharga dalam kehidupan mereka para peserta didik kelak. 
Kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi ada 5. Yang pertama kebutuhan hidup, cinta dan kasih sayang, penguasaan (kebutuan pengakuan dan kemampuan). Kebebasan, pemenuhan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Keyakinan kelas yang merupakan nilai yang dapat diterapkan disekolah hingga akan mendisiplinkan siswa dalam pembelajaran. Segitiga restitusi yang dapat digunkan dalam penanganan siswa dengan tiga langkah. 

Banyak hal yang terjadi dalam penerapan atas materi yang diajarkan dalam kegiatan guru penggerak yang diikiuti. Dorongan untuk melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid, keratif, inovatif mandiri yang dilaksanakan dengan baik akan mendapat respon yang baik oleh anak. Semua akan kita rasakan, meski sebelumnya tak pernah diduga-duga. 

Masalah yang terjadi disekolah akan selalu ada. Kita akan terus mendapatinya. Tetapi dengan program yang dikiuti ini masalah yang datang akan bisa diatasi. Budaya positif di kelas yang diterapakan akan berdampak terhadap pembelajaran. Yang pada akhirnya berpengaruh terhadap output siswa. 
Pola pikir guru harus berubah. Sekarang tiap kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran selalu berpegang pada nilai guru penggerak, yaitu: mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berfihak kepada murid. Jika nilai guru penggerak dapat dipegang dalam melaksnakan tugas sebagai guru, maka akan terbentuk karekter sisiwa yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Perubahan yang terjadi di dalam kelas hingga saat ini nampak semangat anak dalam belajar. Mereka ceria dan terlihat memperhatikan dan aktif didalam kelas kala mengikuti pembelajaran. Aktif bertanya dan mengerjakan tugas yang harus dikerjakan. Anak lebih mandiri, karena guru penggeak mencontohkan dan menjelaskan bahwa setiap siswa harus bisa mandiri. Reflektif juga dikembangkan, siswa agar selalu merefleksikan apa saja yang telah dilakukan dalam pembelajaran. Apakah pembelajaran talah diikuti dengan baik, atau belum. Kerjasama antar sisiwa juga dikembangkan, belajar kelompok didalamkelas dan diluar kelas dilakukan. Diharapkan dengan pembelajaran yang dilakukan dapat dikembangkan dalam kerjasama dimasyarakat. Mereka dapat menjadi kompak nantinya dalam bermasyarakat. Inovasi juga dikembangkan, konsep Ki Hajar Dewantara yang yang menjelaskan tentang kodrat zaman, dan kodrat alam mengharuskan guru selalu mensesuaikan dirinya dengan kondisi siswanya. Siswa harus dilayani kebutuhan belajarnya. Istilah menghamba pada murid harus jadi prioritas agar pembelajaran menjadi bisa diserap dan diterima oleh para siswa. 

 Dalam penerapan budaya positif di sekolah ada hal yang memang tidak kita duga. Siswa terbelah menjadi dua, pertama mereka mau melakukan pembiasaan baru, dan yang kedua menolak. Jika seperti ini, tugas kita mengedukasi dengan berbagi pengalaman. Pelaksanaan kegiatan sholat berjamaah yang dilakukan setiap hari setelah bel dibunyikan adalah hal yang sangat penting dalam membangun karakter berketuhanan yang maha esa. 

Suatu hari di sekolah kami ada satu dari sisiwa kami yang tak melakukan sholat berjamaah. Saya meminta kepadanya untuk membicarakan hal itu. Kami berdua bertemu di ruang guru untuk membahasanya. Saya meminta kepada siswi tersebut untuk menemui saya. Saya ingin mengetahui apa yang menyebabkan hal sepert ini bisa terjadi yang seperti ini. 

Terbiasa dengan amarah, kali ini saya coba dengan menahannya, memanggil anak tersebut untuk berdiskusi dengan gurunya. Kami berdiskusi menyelesaikan masalah dengan segitiga restitusi. Saya senang sekali bisa menyelesaikan masalah yang terjadi dengan tida membuat perasaan siswa yang bersangkutan kecewa. 

Secara umum, sudah baik. Menerapkan konsp segitiga restitusi sangat tepat untuk memberikan pemahaman terhadap siswa yang melakukan pelanggaran. Beberapa kasus siswa mengulangi kesalahan yang mereka lakukan. Siswa masih lupa jika dirinya telah berjanji tak melakukan lagi kesalahan yang dilakukan. 

Sebagai penghukum adalah posisi yang paling sering kita lakukan. Menghukum adalah tindakan tepat agar siswa tidak melakukan kesalahan yang sama. Sekarang saya tak menggunakan amarah berlebih dalam menangani siswa. Karena hukuman secara fisik dan verbal akan berpengaruh terhadap kehidupannya kelak. 

Sebelum mempelajari modul ini saya tak pernah menggunakan segitiga restitusi dalam menyelesaikan maslah yang terjadi saya menggunakan hal yang biasa saja. Memanggil siswa menyampaikan kesalahannya dan menghukum atas kesalahannya. Kadang menghukum dengan fisik. Kadang menghukum dengan verbal. 

Setelah mempelajari restitusi saya menggunakan teori ini untuk diperaktekan. Saya menemukan siswa yang tidak melaksnakan sholat berjamaah. Karenanya saya memanggilnya dan meminta keterangan mengapa ia tak melaksnakan kegiatan yang telah diwajibkan dan disepakati untuk diterapkan. 

Saya memanggil anak tersebut, memintanya untuk menjelaskan alasan mengapa ia tak mengikuti kegiatan shalat berjamaah. Ia menjelaskan mengapa tak mengikuti sholat jamaah. Kemudian saya meninta ia menyadari bahwa apa yang dilakukan adalah sebuah kesalahan. Setelah mengakui itu sebuah kesalahan, barulah mereka berjanji tak melakukannya. 

Banyak hal yang harus dipelajari. Karena permasalahan siswa disekolah tak semua cocok menggunakan penanganan dengan restitusi. Kami disekolah butuh teori-teori lain yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran didalam kelas. Meski restitusi sudah cukup bagus diharapkan ada metode lain yang dapat memudahkan guru menyelesaikan permasalahan didalam kelas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolak Ramadhan

Kembali Menanyai

Bertani Dimasa Pandemi