Budaya Positif

Budaya Positif Dalam pembelajaran harus menerapkan budaya positif. Budaya positif adalah nilai, keyakinan, budaya yang berpihak kepada murid. Nilai yang ada harus dikembangkan disekolah adalah dengan membiasakan yang akan menjadi nilai-nilai pada murid. 

Selain itu keyakinan juga merupakan hal yang akan bis akita terapkan dalam sekolah. Dasar untuk mengembankan budaya positif ini adalah Profil Pelajar Pancasila. Mulai dari yang pertama yaitu Taqwa kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, Gotong-royong, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif. Dalam budaya positif guru harus dapat menempatkan pada pisisi yang tepat dalam pembelajaran. 

Guru harus dapat menempatkan diri agar dapat menjadi guru yang tepat bagi muridnya. Kemudian guru harus ada dalam posisi control. Posisi control guru ada lima, yaitu; guru sebagai penghukum, pembuat orang merasa bersalah, teman, mentor, dan manajer. 

Guru sebagai penghukum harus pada porsinya, pada dasarnya menghukum tidak tepat dalam menangani masalah siswa. Meski kadang guru masih menganggap bahwa menghukum masih perlu. Sebelum hukuman diterapkan, seseorang harus mengetahui. Kesepakatan kelas adalah bentuk hukuman yang diketahui terlebih dahulu jika dilanggar. Hukuman ini disepakati bersama oleh seluruh warga kelas. Sehingga hukuman ini lebih kepada konsekwensi dari pelanggaran yang dilakukan. 

Agar murid tidak melakukan keslahakan berikutnya, seorang guru bisa mengambil posisi sebagai pembuat mersalah bersalah. Cara ini dapat dilakukan dengan memanggil siswa dan menjelaskan keslahan-kesalahannya. Menjelaskan pula akibat yang akan terjadi atas kesalahan-keasalannya. Diharapkan dengan ini murid dapat menyadari kesalahannya dan tak mengulangi kesalahan itu. 

Guru sebagai teman adalah hal yang perlu diambil. Dalam posisi ini guru dapat memberi masukan kepada muridnya untuk dapat melakukan hal yang baik. Dengan mengambil posisi sebagai teman, seorang guru dapat mengarahkan muridnya untuk mengerjakan hal yang positif dikelas. Murid tak terbebani atas apa yang harus dilakukan. Murid akan dengan sadar melakukan tugasnya tanpa ada tekanan dari guru. 

Guru sebagai mentor adalah posisi yang bisa diambil oleh guru. Beberapa murid hanya mampu mengerajkan tugas dengan arahan jelas dari gurunya. Murid seperti ini tidak bisa mengkplorasi untuk mengerajakan tugas. Dalam posisi ini guru dapat mengambil posisi sebagai mentor. Posisi mentor yang dambil oleh guru dapat membantu anak dalam memahami pembelajaran. 

Yang terakhir yang bisa diambil adalah guru sebagai manajer. Manajer sebagai posisi penting dalam sebuah perusahaan. Posisi ini bisa diambil pula oleh guru. Guru sebagai mananger dapat menyelesaikan masalah yang bersifat teknis. Merunut masalah dan menguraikannya adalah tugas manager, kemudian jika menemukan masalah akan lebih mudah menyelesaikannya. Siswa harus diawasi dalam aktifitas hariannya. Pengawasan yang baik akan menghasilkan pembelajaran yang baik juga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolak Ramadhan

Kembali Menanyai

Bertani Dimasa Pandemi